Sejarah:
Tukik babel adalah tempat konservasi penyu, yang didirikan oleh Bapak Sian Soegito pada tahun 2008 dengan biayanya sendiri.
Dalam 4 tahun pertama penangkaran, pembenihan dilakukan di Resort Batavia Banka Beach. Dari tempat penetasan, anak penyu (tukik) menetas (lahir). Kami memindahkan anak penyu (tukik) ke dalam bak fiber/bak yang terbuat dari semen. Setelah lebih dari 2 bulan, kami menemukan fakta bahwa penyu yang terbiasa dengan makanan yang diberikan, membuat mereka tidak begitu aktif, sehingga jika kami melepaskan mereka ke laut dari atas perahu, mereka akan kembali lagi ke pantai. Jadi kami tidak menjaga mereka lebih dari 2 bulan.
Pada tahun 2010, kami mendapatkan telur penyu dari pasar, di mana telurnya di jual secara illegal untuk konsumsi. Telur ini kami mencoba tetaskan di penetasan penyu kami, tetapi hampir semua tidak menetas dan ternyata telur yang sudah beberapa hari di ruangan terbuka seperti dijual di pasar tidak bisa menetas lagi. Jadi di tahun-tahun berikutnya, kami hanya menetaskan telur penyu dengan hanya mengumpulkan telur langsung dari pantai.
Pada Oktober 2012, kami memutuskan untuk mengubah lokasi penangkaran dan daerah makan penyu, karena kami mengetahui bahwa sering terjadi masalah dengan penyu-penyu muda ketika kami member mereka makan. Kami pindah sekitar 500 M ke Utara di Marina, Pantai Tongaci. Disini kami membuat area besar dalam Marina, dimana setelah 2 minggu penyu-penyu dilepaskan ke dalam Marina dan disana mereka sudah bisa mencari makanan sendiri, seperti di laut terbuka.
Kemudian pada tahun 2013, kami memutuskan untuk melepas penyu (tukik) di laut. Kami membawa penyu(tukik) dengan perahu ke tengah laut, yang mana jauh dari area Tambang Timah lepas pantai ( Kapal Isap Timah ). Di penangkaran kmi menjaga 20 ekor penyu untuk dilihat pengunjung, sampai berikutnya menetas dan biasanya yang menetas lagi tidak lebih dari seminggu.
Di pertengahan tahun 2014,kami mendapatkan telur penyu hijau yang sebagian besar berasal dari pulau tak berpenghuni yaitu Pulau Dua dan kemudian kami memutuskan memelihara beberapa dari telur-telur itu sampai meraka tumbuh cukup besar sehingga aman dari predator laut. Dan untuk kepentingan pengunjung kami telah membangun sebuah kolam besar dimana penyu-penyu tersebut bebas berenang.
Kami juga memiliki tempat pembenihan yang berada disebuah pulau tak berpenghuni bernama Pulau Dua, dimana kami melindungi telur dari predator dan setelah menetas kami memindahkan mereka ke penangkaran utama kami di Pantai Tongaci Sungailiat untuk dipelihara sampai mereka cukup besar dan kemudian dilepas.
Selain beberapa stasiun TV yang datang dengan tujuan memberitakan Tukik Babel, kami juga disini menerima pengunjung yang kebanyakan berasal dari kepulauan Bangka namun ada juga yang berasal dari Negara lain.Kami sangat mengharapkan kepedulian dunia akan perlindungan penyu yang terancam punah.
Untuk download layout buku kecil 16 halaman dari sejara Tukik Babel, klik di sini.
Gambar kerja kami sebelum |
|
|
melepaskan tukik penyu |
|
|
penangkaran baru |
|
|
membawa tukik ke daerah makan baru |
|
|
kantor baru kami |
|
|
daerah aman untuk tukik |
|
|
melepaskan tukik ke laut |
|
|
mengucapkan selamat tinggal satu kura-kura laut kami |
|
|
lepas tukik di laut |
|
|
mengubur telur dan mengumpulkan tukik |
|
|
bangunan rumpon untuk penyu |
|
|
penangkaran kami |
|
|
penangkaran kami |
|
|
daerah makan yang dilindungi |
|
|
daerah makan yang dilindungi |
|
english / bahasa
info sumbangan

|